Create Your First Project
Start adding your projects to your portfolio. Click on "Manage Projects" to get started
Terluka Di Hari Bahagia
Tanggal
14 February
Spotify
Youtube
Cerita di Balik "Terluka Di Hari Bahagia"
Hari Valentine seharusnya menjadi momen penuh kebahagiaan. Hari di mana cinta dirayakan, kenangan manis tercipta, dan kebersamaan menjadi hadiah paling berharga. Namun, bagi seseorang dalam lagu Terluka di Hari Bahagia, kenyataan berkata lain. Hari yang seharusnya penuh kebahagiaan justru menjadi saksi hatinya hancur.
Lagu ini berawal dari harapan. Harapan bahwa orang yang dicintai akan hadir, bahwa kebersamaan masih bisa dirasakan. Namun, hari itu terasa berbeda. Tidak ada kabar, tidak ada tanda-tanda kehadiran. Kecemasan perlahan berubah menjadi kekecewaan saat kenyataan terungkap—sosok yang dinantikan ternyata berada di tempat lain, dalam pelukan orang lain.
Momen yang dulu penuh tawa kini hanya menyisakan air mata. Seketika dunia terasa runtuh, dan semua yang pernah diperjuangkan menjadi sia-sia. Rasa sakit itu begitu nyata, hingga dada terasa sesak dan langkah terasa berat. Mengapa kebahagiaan justru berubah menjadi luka?
Namun, di balik luka yang dalam, ada kesadaran bahwa tidak ada lagi yang perlu diperjuangkan. Bukan dirinya yang harus terus memahami, bukan hatinya yang harus terus terluka. Keputusan pun diambil: pergi, melepaskan, dan mencoba mengobati diri sendiri.
Terluka di Hari Bahagia adalah lagu tentang pengkhianatan di momen yang seharusnya indah. Lagu ini menggambarkan perasaan dikhianati, kehilangan, dan akhirnya memilih untuk mengakhiri segalanya. Karena terkadang, pergi adalah satu-satunya cara untuk menyembuhkan hati yang telah tersakiti.
Lirik Terluka di Hari Bahagia
Hari ini seharusnya indah
Kuharap kau ada di sini
Namun langit terasa berbeda
Ada sesuatu yang tak kumengerti
Seharian tak ada kabar
Kucari kau sepanjang jalan
Kutatap layar penuh tanya
Di mana dirimu sebenarnya
Dan disana aku melihatmu
Bersama dia dalam pelukan
Tawa yang dulunya untukku
Kini kau berikan padanya
Air mataku jatuh tak terbendung
Sesak di dada tak bisa kulawan
Mengapa harus aku yang terus terluka
Di hari yang seharusnya bahagia
Tak perlu kau cari aku lagi
Bukan aku yang harus mengerti
Tak ada lagi yang tersisa
Biarkan aku pergi sendiri